Elegi Pintu Hati

Elegi Pintu Hati
Baru kali ini pintu hatiku disentuh,
Baru kali ini pintu hatiku digapai,
Baru kali ini pintu hatiku diusap-usap dari luar
Tesentak aku dari lena
Yang diselimuti kenangan lalu
Aku tidak tahu apakah ini tanda
Atau pun hanya mainan semata
(Baca juga : Mencari Bahagia dibalik Derita)
Oh tidak…..
Masih beranikah aku?
Untuk bermain dengan hati semula…
Aku termanggu…
Jiwaku terpaku….
Untuk mengingat kembali
Kata-kataku yang telah ku pahat diakhir babak yang dulu
Iya….
Aku masih ingat
Untaian kata itu masih terpahat di benakku:
“Jika mau bercinta seperti semula, jangan hanya mengikut rasa”
“Dibalik rasa suka, berbayang duka lara dibelakangnya”
Hati:
Masihkah engkau ingin bermain lagi?
Sanggupkah engkau mencoba lagi?
Aku:
Apakah harus aku membiarkan hatiku sepi lagi?
Apakah harus aku membiarkan dia pergi?
Apakah harus aku menutup diri?
Apakah harus aku membenci?
Apakah harus aku menyendiri?
Apakah harus aku lakukan kini?
Hati:
Kau tahu apa yang harus kau lakukan, bukan?
Kau juga pasti tahu apa yang harus kau putuskan, bukan?
(Baca juga puisi lain pada : Pelangi Lukisan Cantik Ciptaan Tuhan)
Tidak lah pasti siapakah dia
Ketika tatapan matanya tidak ku dapatkan
Kala hembusan nafasnya juga tidak ku dengarkan,
Namum degupan hati ku bertambah kencang
Bilamana dia mengusapi pintu hati ku yang usang ini..
Bilamana dia menyentuh pintu hati ku yang gersang ini
ku pasti dia diluar pintu hati ku..
ku pasti dia kan datang lagi
ku pasti dia kan membawa kunci itu
ku pasti dia kan membuka pintu hati ku ini…
ku pasti dia kan menyeka pintu hati ku ini
ku pasti
dengan jiwa yang setia
ku kan tunggu saat itu…
dan ku buka pintu hati ku
untuk insan yang telah berdiri di luar pintu hati ku…
Itulah postingan puisi tentang Elegi Pintu Hati yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini dengan harapan semoga postingan puisi tentang Elegi Pintu Hati diatas dapat menjadi sarana untuk menghibur anda.. (Baca juga artikel lain dalam versi Bahasa Inggris pada : The Story of Bawang Merah and Bawang Putih)
2 Comments